Cara agar tidak malas menurut pandangan bodoh saya adalah jangan suka mengulur-ulur waktu. cara itu mungkin kurang efektif, dan saya mengajak anda untuk membaca artikel Tb. Sjafri Mangkuprawira tentang mengatasi malas.
Mengatasi malas bergantung pada jenis malas dan faktor-faktor penyebab timbulnya malas itu sendiri. Dimensi dan lingkupnya begitu luas. Disini saya batasi dalam konteks malas bekerja saja. Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh orang yang bersifat malas bekerja adalah:
Tahap awal : mengidentifikasi latarbelakang penyebab timbulnya rasa atau sifat malas bekerja.Tiap orang akan memiliki derajad faktor penyebab yang berbeda. Apakah karena faktor intrinsik (dalam diri orang bersangkutan) ataukah ekstrinsik (luar) atau karena faktor kedua-duanya. Kalau dari unsur intrinsik relatif lebih bisa dikendalikan ketimbang unsur ekstrinsik. Beberapa unsur intrinsik adalah pengetahuan, sikap, kemampuan dan pengalaman serta percaya diri dalam memahami makna bekerja.Dengan diketahuinya faktor-faktor tersebut seharusnya mulai timbul “keyakinan” bahwa sifat malas akan dapat diatasi.
Tahap kedua : belajar dengan cara banyak membaca untuk memahami sudut pandang tentang makna bekerja (positif dan negatif). Dari sisi positif, bekerja antara lain dipandang sebagai ibadah, kewajiban sosial, panggilan jiwa, aktualisasi diri, dan sesuatu kegiatan yang menyenangkan. Dari sisi negatif; bisa jadi seseorang memandang bekerja sebagai sesuatu yang membuat susah dan ancaman kesenangan hidup santai dari yang bersangkutan.Seharusnya dilihat dari sudut religius, falsafah hidup, dan rasional, sudut pandang yang dimiliki tentang bekerja adalah dalam sisi positif.
Tahap ketiga : proses pembelajaran yang lebih intensif lagi melalui aktif berkomunikasi dan atau bergaul dengan para ahli dan dengan pekerja keras-cerdas (semacam sosialisasi). Itu sangat membantu untuk meningkatkan pemahaman tentang makna bekerja yang lebih dalam.
Tahap akhir : Dengan hanya membaca, mendengar, dan melihat orang bekerja saja tidaklah cukup. Diperlukan bentuk pembelajaran lainnya yaitu mencoba terjun langsung bekerja khususnya yang sesuai dengan bidang dan kompetensinya. Tentunya dengan niat dan kemauan yang tinggi. Pada awalnya bisa saja orang bersangkutan masih diliputi keraguan atau kecemasan apakah dia akan mampu atau berhasil melakukan sesuatu. Harapannya dari kegiatan yang berulang-ulang itu diperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman bahwa bekerja dengan keras dan cerdas ternyata penuh makna baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Di sisi lain sifat malas dipandang tak ada gunanya. Dengan kata lain lewat pembelajaran akan tumbuh kesadaran, minat, keinginan, dan kegiatan nyata. Sebut saja motivasi untuk bekerja keras dan cerdas secara bertahap akan tumbuh berkembang menjadi perilaku keseharian (terinternalisasi).
Dan tambahan untuk menghilangkan rasa malas belajar.
pertama: harus memahami secara mendalam apa sebenarnya tujuan sebagai pelajar……meningkatkan ilmu pengetahuan….sikap dan ketrampilan…..secara berlanjut…
kedua: memahami secara mendasar bahwa lebih beruntung dan berpeluang sukses dalam kehidupan bila menjadi orang yang berpengetahuan cukup tinggi ketimbang tidak,misalnya apa jadinya kalau kita kurang pandai di segala bidang….
ketiga:sering bergaul dengan saudara-saudara dan teman-teman yang sukses sekolah dan karirnya….dan membaca kisah-kisah sukses seseorang dalam kehidupannya……untuk membangun motivasi belajar anda…..
keempat: menikmati semua pelajaran….anggap saja ketika belajar anda sedang membaca novel kesukaan anda….
kelima: jangan sekali-kali membenci sang guru….berinteraksilah dengan mereka sebagai pengganti orangtua dan bahkan layaknya seorang sahabat….
keenam:menikmati fasilitas belajar semaksimum mungkin dalam suasana hati yang nyaman…tempat bersosialisasi dengan teman-teman pelajar lainnya…..dengan akrab….
ketujuh:sering belajar bersama dengan teman-teman dekat….plus sekali-sekali rileks yang positif…..
kedelapan:buatlah jadwal belajar dan kegiatan rileks secara teratur sebagai pengikat agar anda disiplin belajar…..
Artikel Sumber :
http://ronawajah.wordpress.com/2007/08/21/mengatasi-malas/
Mengatasi malas bergantung pada jenis malas dan faktor-faktor penyebab timbulnya malas itu sendiri. Dimensi dan lingkupnya begitu luas. Disini saya batasi dalam konteks malas bekerja saja. Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh orang yang bersifat malas bekerja adalah:
Tahap awal : mengidentifikasi latarbelakang penyebab timbulnya rasa atau sifat malas bekerja.Tiap orang akan memiliki derajad faktor penyebab yang berbeda. Apakah karena faktor intrinsik (dalam diri orang bersangkutan) ataukah ekstrinsik (luar) atau karena faktor kedua-duanya. Kalau dari unsur intrinsik relatif lebih bisa dikendalikan ketimbang unsur ekstrinsik. Beberapa unsur intrinsik adalah pengetahuan, sikap, kemampuan dan pengalaman serta percaya diri dalam memahami makna bekerja.Dengan diketahuinya faktor-faktor tersebut seharusnya mulai timbul “keyakinan” bahwa sifat malas akan dapat diatasi.
Tahap kedua : belajar dengan cara banyak membaca untuk memahami sudut pandang tentang makna bekerja (positif dan negatif). Dari sisi positif, bekerja antara lain dipandang sebagai ibadah, kewajiban sosial, panggilan jiwa, aktualisasi diri, dan sesuatu kegiatan yang menyenangkan. Dari sisi negatif; bisa jadi seseorang memandang bekerja sebagai sesuatu yang membuat susah dan ancaman kesenangan hidup santai dari yang bersangkutan.Seharusnya dilihat dari sudut religius, falsafah hidup, dan rasional, sudut pandang yang dimiliki tentang bekerja adalah dalam sisi positif.
Tahap ketiga : proses pembelajaran yang lebih intensif lagi melalui aktif berkomunikasi dan atau bergaul dengan para ahli dan dengan pekerja keras-cerdas (semacam sosialisasi). Itu sangat membantu untuk meningkatkan pemahaman tentang makna bekerja yang lebih dalam.
Tahap akhir : Dengan hanya membaca, mendengar, dan melihat orang bekerja saja tidaklah cukup. Diperlukan bentuk pembelajaran lainnya yaitu mencoba terjun langsung bekerja khususnya yang sesuai dengan bidang dan kompetensinya. Tentunya dengan niat dan kemauan yang tinggi. Pada awalnya bisa saja orang bersangkutan masih diliputi keraguan atau kecemasan apakah dia akan mampu atau berhasil melakukan sesuatu. Harapannya dari kegiatan yang berulang-ulang itu diperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman bahwa bekerja dengan keras dan cerdas ternyata penuh makna baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Di sisi lain sifat malas dipandang tak ada gunanya. Dengan kata lain lewat pembelajaran akan tumbuh kesadaran, minat, keinginan, dan kegiatan nyata. Sebut saja motivasi untuk bekerja keras dan cerdas secara bertahap akan tumbuh berkembang menjadi perilaku keseharian (terinternalisasi).
Dan tambahan untuk menghilangkan rasa malas belajar.
pertama: harus memahami secara mendalam apa sebenarnya tujuan sebagai pelajar……meningkatkan ilmu pengetahuan….sikap dan ketrampilan…..secara berlanjut…
kedua: memahami secara mendasar bahwa lebih beruntung dan berpeluang sukses dalam kehidupan bila menjadi orang yang berpengetahuan cukup tinggi ketimbang tidak,misalnya apa jadinya kalau kita kurang pandai di segala bidang….
ketiga:sering bergaul dengan saudara-saudara dan teman-teman yang sukses sekolah dan karirnya….dan membaca kisah-kisah sukses seseorang dalam kehidupannya……untuk membangun motivasi belajar anda…..
keempat: menikmati semua pelajaran….anggap saja ketika belajar anda sedang membaca novel kesukaan anda….
kelima: jangan sekali-kali membenci sang guru….berinteraksilah dengan mereka sebagai pengganti orangtua dan bahkan layaknya seorang sahabat….
keenam:menikmati fasilitas belajar semaksimum mungkin dalam suasana hati yang nyaman…tempat bersosialisasi dengan teman-teman pelajar lainnya…..dengan akrab….
ketujuh:sering belajar bersama dengan teman-teman dekat….plus sekali-sekali rileks yang positif…..
kedelapan:buatlah jadwal belajar dan kegiatan rileks secara teratur sebagai pengikat agar anda disiplin belajar…..
Artikel Sumber :
http://ronawajah.wordpress.com/2007/08/21/mengatasi-malas/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar